PENGUKURAN DAN DESAIN INSTRUMEN DALAM SURVEI
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Ekonomi
Dosen Pengampu : Ratna Yulia, S.E, M.M
Disusun oleh :
1.
Septi
Winda Astutik (1420220013)
2.
Purwati (1420220014)
3.
Umi
Julianti (1420220015)
4.
Muhammad
Sadam (1420220016)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. Rahmat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada pemimpin akhir zaman yang sangat
dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah dengan tema Pengukuran dan Desain
Instrumen dalam Survei ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Ekonomi. Selanjutnya, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk
memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini serta dapat
mendukung proses pembelajaran.
Kudus, 24 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Pengukuran
a. Validitas
b. Reliabilitas
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam penelitian
kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen
penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Dengan demikian,
jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada
jumlah variabel yang diteliti. Setelah masalah penelitian telah dirumuskan
dan desain penelitian telah dipilih untuk memecahkan masalah, tugas peneliti
selanjutnya adalah memilih teknik pengukuran dan mendesain instrumen
penelitian. Teknik pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. Desain
instrumen dapat didefinisikan sebagai penyusunan instrumen pengumpulan data
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian.
Alat atau instrumen pengumpulan data akan
membahas masalah pokok yaitu berkaitan dengan proses penentuan data lapangan
dan pengukurannya. Untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab
masalah dan hipotesis diperlukan alat atau instrumen yang mampu menghasilkan
data yang dapat dipertanggungjawabkan baik sisi validitas maupun reliabilitasnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
yang di maksud dengan pengukuran?
2.
Apa
saja komponen dalam pengukuran?
3.
Apa
yang dimaksud dengan skala pengukuran?
4.
Apa
saja macam-macam skala dan metode penskalaan?
5.
Bagaimana
cara menyusun instrumen?
6.
Bagaimana
proses pengembangan instrumen?
7.
Bagaimana
konstruksi pertanyaan yang baik?
8.
Apa
yang dimaksud dengan validitas dan reliabilitas instrumen?
9.
Apa
yang harus diperhatikan dalam mendesain instrumen?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengukuran
1. Definisi Pengukuran
Pengukuran adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek. Dari
definisi ini terlihat bahwa yang diukur adalah properti dari suatu obyek. Obyek
merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Obyek dapat berupa perusahaan,
manusia, karyawan dan lainnya. Properti adalah karakteristik dari obyek.
Properti dapat berupa properti fisik, poperti psikologi dan properti sosial.
Properti fisik misalnya jika obyeknya adalah manusia, maka properti fisiknya
adalah tinggi badan, warna rambut, umur dan lainnya. Jika obyeknya adalah
perusahaan, maka properti fisiknya adalah ukuran perusahaan, lokasinya, dan
lainnya. Properti psikologis misalnya adalah sikap manusia, kepintaran,
motivasi, dan lainnya. Properti sosial misalnya adalah status sosial, persepsi
masyarakat dan lainnya.[1]
2. Komponen pengukuran
Komponen pengukuran yaitu : [2]
a.
Kejadian
empiris
b.
Penggunaan
angka
c.
Sejumlah
aturan pemetaan
3. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.[3]
Ada empat macam tipe skala yaitu:[4]
a.
Nominal,
yaitu bernilai klasifikasi. Misalnya : laki-laki, perempuan, untuk gender.
b.
Ordinal,
yaitu bernilai klasifikasi dan order (ada urutannya). Misalnya:
penilaian (kurang, baik, sangat baik).
c.
Interval,
yaitu bernilai klasifikasi, order (ada urutannya), dan berjarak
(perbedaan dua nilai berarti). Misalnya Skala Likert 1 sampai dengan 5, dengan
jarak 1 sampai dengan 2 mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai dengan 3 dan
seterusnya.
d.
Rasio,
yaitu bernilai klasifikasi, order, distance (berjarak) dan
mempunyai nilai awal (origin). Misalnya unit waktu sebesar 20 menit yang
mempunyai nilai awal 0. Rasio dalam hal ini tidak harus dalam pembagian.
Terdapat dua macam metode penskalaan, yaitu :[5]
a.
Skala
Rating.
Skala rating (rating scale)
digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu variabel. Beberapa skala
rating yang sering digunakan adalah:
1)
Skala
dikotomi (dichotomous scale)
Skala ini memberikan nilai dikotomi misalnya
nilai Ya atau Tidak. Tipe data yang digunakan adalah nominal.
Contoh
:
Apakah
anda mempunyai kartu kredit? Ya Tidak
2)
Skala
kategori (category scale)
Skala ini memberikan nilai beberapa
item untuk dipilih. Tipe data yang digunakan untuk skala ini adalah tipe
nominal.
Contoh
:
Pilih
industri dari perusahaan :
-
Pabrikan
-
Jasa
-
Gas
dan Minyak
-
Keuangan
-
Lainnya
3)
Skala
Likert (Likert Scale)
Skala ini digunakan untuk mengukur
respons subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama. Dengan demikian
tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Dengan
menggunakan skala likert, apakah anda setuju dengan pendapat ini.
Sangat
Tidak Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Tahu Setuju Setuju
Kuliah
di S2 menarik 1 2 3 4 5
Dosen
memberikan wawasan 1 2 3 4 5
Dosen
mengarahkan riset 1 2 3 4 5
4)
Skala
perbedaan semantik (semantic differential scale)
Skala ini menggunakan dua buah nilai
ekstrim dan subyek diminta untuk menentukan responsnya di antara dua nilai
tersebut di ruang yang disediakan yang disebut dengan ruang semantik. Tipe data
yang digunakan adalah tipe interval.
Contoh
:
Setuju _ _ _ _ _ Tidak Setuju
Pintar _ _ _ _ _ Naif
Besar _ _ _ _ _ Kecil
5)
Skala
Numerik (numeric scale)
Skala ini sama dengan skala perbedaan
semantik hanya mengganti ruang semantik yang disediakan dengan angaka-angka
numerik (misalnya 1 sampai dengan 5 untuk 5 poin skala Likert atau 1 sampai
dengan 7 untuk 7 poin skala Likert). Tipe data yang digunakan adalah tipe
interval.
Contoh
:
Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Setuju
6)
Skala
penjumlahan tetap atau konstan (fixed or constant sum scale)
Subyek diminta untuk
mendistribusikan nilai responsnya ke dalam beberapa item yang sudah disediakan
dengan jumlah yang tetap. Tipe data yang digunakan adalah tipe rasio.
Contoh
:
Di
dalam memilih pendidikan S2, tentukan besarnya nilai alokasi yang anda berikan
dengan total nilai 100 poin.
Fasilitas
Komputer _
Fasilitas
Basis Data _
Kenyamanan
Kuliah _
Gelar
dosen tetap _
Materi
kuliah _
Total 100
7)
Skala
staple (staple scale)
Skala ini dimaksudkan tidak hanya
mengukur intensitas respons dari subyek tetapi juga arah responsnya. Karena
nilai nol tidak disebutkan dengan eksplisit, maka tipe data yang digunakan
adalah tipe interval.
Contoh
:
Tunjukkan
bagaimana anda menilai dosen yang mengajar di kelas dengan melingkari nilai
jawabannya.
+3 +3 +3
+2 +2 +2
+1 +1 +1
Serius Menarik Pintar
-1 -1 -1
-2 -2 -2
-3 -3 -3
8)
Skala
grafik (graphic rating scale)
Skala ini menggunakan grafik skala
dan subyek member tanda pada tempat di grafik untuk responsnya. Tipe data yang
digunakan adalah tipe interval.
Contoh
:
Bagaimana
anda secara umum menilai dosen di mata kuliah ini?
Sangat
mengecewakan
|
Memuaskan
|
5
|
10
|
Cukup baik
|
1
|
b.
Skala
Rangking
Skala rangking membandingkan dua atau
lebih obyeek untuk memilih obyek yang lebih baik. Beberapa skala rangking
adalah:
a.
Skala
perbandingan-berpasangan (paired-comparison scale)
Skala perbandingan berpasangan digunakan
untuk memilih satu dari obyek secara berpasanngan. Jumlah pasangan yang ada
adalah sebanyak (nx(n-1)/2) dengan n adalah jumlah obyek. Misalnya jumlah obyek
adalah 3. Maka jumlah pasangan perbandingannya adalah (3x(3-1)/2) = 3. Tipe
data yang digunakan adalah ordinal.
Contoh
:
Di
antara kandidat pasangan presiden dan wakil presiden, mana yang anda pilih
menjadi presiden perusahaan saudara :
-Ali -Ali -Ali
-Basuki -Centil -Didik
-Basuki -Basuki -Centil
-Centil -Didik -Didik
b.
Skala rangking dipaksakan (forced ranking
scale)
Skala ini mengurutkan langsung relative
satu terhadap lainnya. Tipe data yang digunakan adalah ordinal.
Contoh:
Diantara
kandidat presiden, mana yang anda pilih menjadi presiden perusahaan saudara
(beri nilai rangking 1 sampai dengan 4) :
-Ateng
-Basuki
-Centil
-Didik
c.
Skala
komparatif (comparative scale)
Skala ini membandingkan dengan standar
atau benchmark yang lainnya. Tipe data yang digunakan adalah ordinal.
Contoh
:
Dibandingkan
dengan kinerja manajer periode kemarin, kinerja manajer sekarang :
Inferior Hampir sama Superior
1 2
3 4
5
B. Desain Instrumen dalam Survei
1. Cara Menyusun Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
dalam penelitian biasa dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian.[6]
Proses penentuan instrumen
pengumpulan data dapat diuraikan bahwa disain penelitian awal yang merupakan
arah atau hulu penelitian yang berupa rumusan masalah penelitian, hipotesis
penelitian dan tujuan penelitian diterjemahkan dalam bentuk variabel-variabel
penelitian. Dari variabel-variabel penelitian tersebut kemudian peneliti
membuat definisi operasional untuk menggambarkan ukuran-ukuran variabel secara
garis besar. Dengan pemahaman tentang definisi operasional variabel penelitian,
dapat disusunlah sub variabel atau dapat pula disebut faktor-faktor pengukur
variabel penelitian. Untuk masing-masing faktor pengukur variabel penelitian
dapat disusun pertanyaan-pertanyaan dan atau pernyataan-pernyataan yang
diharapkan dapat terjawab oleh subyek (responden) penelitian. Dari pertanyaan
dan atau pernyataan tersebut peneliti dapat menentukan alat atau instrumen
pengumpulan data.[7]
Titik tolak dari
penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti.
Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian
dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan
penyusunan instrumen maka perlu digunakan matrik pengembangan instrumen atau
kisi-kisi instrument.
Sebagai contoh
variabel penelitiannya tingkat kekayaan. Indikator kekayaan misalnya : rumah,
kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis
olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk
pertanyaannya misalnya 1) berapa jumlah rumah, 2) dimana letak rumah, 3) berapa
luas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya.
2. Proses Pengembangan Instrumen
Para peneliti
seringkali ingin membuat pertanyaan sesegera mungkin. Mereka mengabaikan
persiapan pendahuluan yang akan mensukseskan survei. Berikut ini proses
pengembangan instrumen :[8]
a.
Hirarki
pertanyaan
Pergerakan proses dari tujuan atau masalah
manajemen umum menjadi pertanyaan-pertanyaan pengukuran yang spesifik melewati
empat tahap pertanyaan penting :
1)
Pertanyaan
manajemen, yaitu masalah-masalah yang ingin dijawab para manajer.
2)
Pertanyaan-pertanyaan
penelitian, yaitu penerjemahan penelitian berdasarkan fakta yang harus dijawab
peneliti untuk memberi andil pada solusi pertanyaan manajemen.
3)
Pertanyaan-pertanyaan
investigative, yaitu pertanyaan-pertanyaan spesifik yang harus diajukan
peneliti untuk memberikan rincian dan cakupan yang memadai terhadap pertanyaan
penelitian. Dalam tahap ini, akan ada banyak pertanyaan bila peneliti bergerak
dari umum ke khusus.
4)
Pertanyaan-pertanyaan
pengukuran, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab responden bila para
peneliti berupaya mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
b.
Strategi
survei
Beberapa
hal yang harus diperhatikan ialah :
1)
Mode
komunikasi
Survei dapat dilakukan dengan
wawancara pribadi, telepon, surat atau kombinasi dari ketiganya. Keputusan
penggunaan metode yang digunakan akan mempengaruhi desain instrumen. Dalam
wawancara pribadi, adalah mungkin untuk menggunakan grafik dan sarana-sarana
pertanyaan lain dengan lebih mudah daripada melalui telepon atau surat.
2)
Struktur
proses
Kuesioner dan skedul wawancara dapat
bervariasi, dari yang memiliki banyak struktur sampai yang tidak berstruktur
sama sekali. Skedul wawancara adalah kuesioner yang digunakan dalam wawancara.
Pertanyaan berstruktur memberikan kepada responden seperangkat pilihan yang
tetap, sering disebut pertanyaan tertutup. Pertanyaan tidak berstruktur tidak memiliki seperangkat tanggapan yang
terbatas tetapi hanya memberikan kerangka referensi untuk jawaban-jawaban
responden. Pertanyaan seperti ini dikenal sebagai pertanyaan terbuka.
3)
Penyembunyian
tujuan
Pertimbangan lain dalam desain
instrumen survei adalah apakah tujuan dari studi sebaiknya disembunyikan.
Beberapa bentuk penyembunyian ini seringkali muncul di dalam pertanyaan survei,
khususnya untuk menutupi sponsor studi. Pertanyaan tersembunyi di desain untuk
menyembunyikan tujuan yang sesungguhnya.
c.
Desain
skedul
Prosedur yang dilalui dalam mengembangkan
survei bervariasi dari kasus ke kasus, tetapi pendekatan yang berguna terdiri dari
empat langkah utama, yaitu Penentuan kebutuhan informasi, Keputusan proses
mengumpulkan data, Pengkonsepan instrumen dan Pengujian instrumen.
3. Konstruksi Pertanyaan
Mengkonsep
pertanyaan di mulai setelah memutuskan informasi apa yang dibutuhkan dan proses
pengumpulan yang akan digunakan. Dalam mengembangkan instrumen survei, ada
empat wilayah keputusan yang utama yaitu :[9]
a.
Isi
Pertanyaan
-
Apakah
sebaiknya pertanyaan ini ditanyakan?
-
Apakah
pertanyaan itu dari bidang dan cakupan yang tepat?
-
Dapatkah
responden menjawab dengan tepat?
-
Apakah
responden akan menjawab dengan suka hati?
-
Motivasi
-
Mendesain-ulang
-
Pendekatan-pendekatan
lain
b.
Kalimat
pertanyaan
-
Apakah
pertanyaan itu dinyatakan dalam bentuk kosa kata yang umum?
-
Apakah
pertanyaan itu jelas?
-
Apakah
ada asumsi-asumsi yang belum disebutkan atau keliru?
-
Apakah
ada penyusunan kata yang bias?
-
Apakah
ada derajat personalisasi yang tepat?
-
Apakah
alternatif-alternatif yang tepat diajukan?
c.
Struktur
tanggapan
-
Determinan
situasional
-
Pertanyaan
dikotomis
-
Pertanyaan
pilihan ganda
d.
Tahapan
pertanyaan
Desain pertanyaan survei dipengaruhi oleh
kebutuhan untuk menghubungkan setiap pertanyaan di dalam instrumen. Merangkai
pertanyaan adalah sangat penting. Prinsip dasar untuk memandu keputusan-keputusan
rangkaian adalah sifat dan kebutuhan responden harus mencerminkan rangkaian
pertanyaan dan organisasi skedul. Sebuah pedoman bisa disarankan untuk
menerapkan prinsip ini :
1)
Proses
pertanyaan harus dengan cepat membangkitkan minat dan memotivasi responden
untuk berpartisipasi dalam wawancara.
2)
Responden
sebaiknya tidak cepat-cepat dihujani dengan permintaan informasi yang dapat
dianggap bersifat pribadi atau yang mengancam ego.
3)
Proses
pengajuan pertanyaan sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang mudah dan bergerak
ke yang lebih kompleks dan dari hal-hal yang umum ke yang lebih khusus.
4)
Perubahan-perubahan
di dalam kerangka referensi sebaiknys di perkecil dan dapat ditunjukkan dengan
jelas.
4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Validitas
Validitas adalah tingkat dimana suatu alat
pengukur mengukur apa yang seharusnya di ukur. Demikian juga kuesioner dikatakan
valid apabila instrumen tersebut benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variabel
yang diteliti. Instrumen yang disusun untuk mengukur prestasi kerja karyawan
harus benar-benar dapat mengukur variabel prestasi kerja karyawan.
Validitas instrumen harus mengandung dua
hal, faktor ketepatan dan faktor kecermatan. Mungkin terjadi suatu alat ukur
tepat untuk mengukur besaran variabel, tetapi kurang cermat dalam melakukan
pengukuran tertentu. Alat ukur tersebut dapat dikatakan tidak valid. Misalnya,
kita akan mengukur berat emas dengan menggunakan timbangan badan. Mungkin alat
tersebut benar untuk mengukur variabel berat, tetapi tidak cukup cermat untuk
mengukur berat emas yang sangat kecil sehingga alat ukur tersebut dinyatakan
tidak valid.[10]
Jenis –jenis Validitas:[11]
1)
Validitas
isi. Validitas ini mempersoalkan apakah isi dari suatu instrumen cukup
representatif atau tidak.
2)
Validitas
berkaitan dengan kriteria, adalah validitas yang dilihat dengan membandingkan
suatu variabel yang dipercaya dapat digunakan untuk mengukur suatu atribut
tertentu.
3)
Validitas
Konstrak, validitas konstrak bukan saja
mengadakan validasi terhadap alat ukur tetapi juga mengadakan validasi
terhadap teori dibelakang alat ukur tersebut.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu
tes secara konsisten mengukur berapapun hasil pengukuran itu. Reliabilitas
menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurnya. Suatu pengukur dikatakan
reliable (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Supaya dapat dipercaya, maka
hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten.[12]
Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan
oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas
mengukur tingginya reliabilitas suatu alat ukur. Beberapa pendekatan digunakan
untuk menghitung nilai koefisien reliabilitas. Pendekatan-pendekatan ini
adalah:
1)
Tes-tes
ulang (test-retest), yaitu dilakukan dengan melakukan dua kali tes
berurutan pada kelompok subyek yang sama dengan alat ukur atau instrumen yang
sama.
2)
Bentuk
Paralel (paralel-form), yaitu dilakukan dengan melakukan dua tes
bersamaan pada dua kelompok subyek yang berbeda dengan instrumen yang sama.
Skor-skor dari kelompok subyek pertama dibandingkan dengan skor-skor dari
kelompok subyek kedua.
3)
Separo-dipecah
(split-half), yaitu dilakukan dengan melakukan sebuah tes pada satu
kelompok subyek dan membagi item-item di tes menjadi dua separoan. Pemecahan
item-item menjadi dua separoan dapat dilakukan secara acak atau secara
atas-bawah atau secara ganjil-genap. Skor-skor dari separo pertama dibandingkan
dengan skor-skor dari separo kedua. Analisis korelasi juga digunakan untuk
membandingkan dua kelompok skor tersebut.
5. Desain Instrumen
Dua hal utama yang harus di perhatikan
dalam desain instrumen :
a.
Urutan skala dan layaout.
1)
Koesioner sebaiknya di mulai dengan pertanyaan
yang menarik.
2)
Tulislah petunjuk mengisi dengan
jelas dan mudah di baca.
3)
Informasi yang bersifat sensitive (misal:
penghasilan) dan kjlasifikasi (umur, jenis kelamin, ukuran rumah tangga dan
lain-lain).
4)
Susunlah tata letak (layaout) koesioner
sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dan mengikuti alir proses wawancara.
b.
Pratest (uji coba sebelum penelitian yang
sebenarnya dilakukan) dan perbaikan. Pratest biasanya sering kali dapat
mengidentifikasi masalah-maalah dalam penyusunan kata-kata, format
koesioner, dan lain-lain yang amat berpengaruh terhadap validitas penemuan dari
penelitian tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran adalah pemberian nilai properti
dari suatu obyek. Komponen dalam pengukuran yaitu kejadian empiris, penggunaan
angka dan sejumlah aturan pemetaan. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur sehingga menghasilkan data kuantitatif. Ada empat tipe skala
yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. Terdapat dua macam metode
penskalaan yaitu metode rating dan metode rangking.
Titik tolak dari penyusunan adalah
variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari
variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya
ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
Proses pengembangan instrument meliputi
hirarki pertanyaan, strategi survei, dan desain skedul. Dalam konstruksi
pertanyaan yang harus diperhatikan adalah isi pertanyaan, kalimat pertanyaan,
struktur tanggapan, dan tahapan pertanyaan. Validitas adalah tingkat dimana
suatu alat pengukur mengukur apa yang seharusnya di ukur sedangkan reliabilitas
adalah tingkatan dimana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun hasil
pengukuran itu. Hal yang harus diperhatikan dalam desain
instrument adalah urutan skala dan layaout dan pratest (uji coba sebelum
penelitian yang sebenarnya dilakukan) dan perbaikan.
B. Saran
Mengetahui dan
mempelajari pengukuran dan desain instrumen sangat diperlukan bagi mahasiswa
maupun orang yang ingin melakukan penelitian. Untuk itu disarankan untuk
mempelajarinya sehingga mempermudah dalam melakukan penelitian.
CONTOH KASUS
Judul penelitian : Gaya dan Situasi Kepemimpinan serta Pengaruhnya
terhadap Iklim Kerja Organisasi.
Masing-masing instrumennya adalah :
1.
Instrumen
untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
2.
Instrumen
untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
3.
Instrumen
untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR GAYA
KEPEMIMPINAN, SITUASI KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KERJA ORGANISASI
Variabel
penelitian
|
Indikator
|
No.item
instrumen
|
ket
|
1
|
2
|
3
|
4
|
I.Gaya
Kepemimpinan
|
1.
Kepemimpinan direktif
2.
Kepemimpinan supportive
3.
Kepemimpinan Partisipatif
|
1,4,7,10,13,16
2,5,8,11,14,17
3,6,9,12,15,18
|
|
II. Situasi Kepemimpinan
|
1. Hubungan pemimpin dengan anggota
2. Tugas-tugas
3. Power position
|
1,2,3,4,5,6
7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17,18
|
|
III. Iklim
|
1. Otonomi dan fleksibilitas
2. Menaruh kepercayaan dan terbuka
3. Simpatik dan memberi dukungan
4. Jujur dan menghargai
5. Kejelasan tujuan
6. Pekerjaan yang resiko
7. Pertumbuhan kepribadian
|
1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14
|
|
1.
Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan gaya kepemimpinan manajer
dari suatu perusahaan. Sumber datanya adalah bawahan dari pimpinan yang
dinilai.
|
Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Sdr.
1.
Apakah
pemimpin Anda menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok?
a.
Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
2.
Apakah
pimpinan Anda menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat pegawai?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
3.
Apakah
pemimpin Anda mengajak anggota kelompok bersama-sama merumuskan tujuan?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
4.
Apakah
pimpinan Anda memberitahukan kepada para pegawai tentang apa yang harus dan
bagaimana cara mengerjakan suatu pkerjaan?
a.
Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
5.
Apakah
pemimpin Anda berupaya mengembangkan sifat bersahabat?
a.
Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
6.
Apakah
pemimpin Anda bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menyusun tugasnya
masing-masing?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
7.
Apakah
pemimpin Anda menetapkan hubungan yang jelas tentang garis-garis untuk komando?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
8.
Apakah
pemimpin Anda memberi kesempatan kepada para pegawai untuk menyampaikan
perasaan dan perhatiannya?
a.
Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d.Selalu
9.
Apakah
pemimpin Anda menggunakan partisipasi dari anggota kelompok untuk melancarkan
komunikasi antar pegawai?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
10.
Apakah
pemimpin Anda melakukan instruksi yang jelas kepada para pegawai?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
11.
Apakah
pemimpin Anda memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada anggota kelompok
pegawai?
a.
Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d.Selalu
12.
Apakah
pemimpin Anda lebih memperhatikan kerja kelompok dari pada kompetisi
individual?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
13.
Apakah
pemimpin Anda mengatakan kepada para pegawai bagaimana caranya mendapatkan
hadiah?
a.
Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
14.
Apakah
pemimpin Anda memberi hadiah kepada para pegawai agar mereka selalu bersemangat
kerja?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
15.
Apakah
pemimpin Anda memberi kesempatan kepada para pegaawai untuk mendiskusikan
masalah-masalah dengan pemimpin?
a.
Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu
16.
Apakah
pemimpin Anda menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol para pegawai?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
17.
Apakah
pimpinan Anda menekankan hubungan antar pribadi kepada para pegawai?
a.
Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah
18.
Apakah
pemimpin Anda memberikan perhatian pada kelompok yang tidak sukses dalam kerja?
a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d.
Selalu
DAFTAR PUSTAKA
Donald R.Cooper. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta
:Erlangga.
Jogiyanto.
2004. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman,
Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung :
Alfabeta.
Suliyanto, 2006, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta : Andi
Offset.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis.
Yogyakarta :UII Press.
[1] Jogiyanto,
2004, Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman,
BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, hlm.61.
[2] Donald
R.Cooper, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Erlangga, Jakarta, hlm.151.
[3] Sugiyono,
2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, hlm.84.
[4] Jogiyanto, Op.Cit,
hlm.64-70.
[5] Ibid.
[6] Sugiyono,
Op.Cit, hlm.97.
[7] Supardi, 2005,
Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis, UII Press, Yogyakarta, hlm.
142.
[8] Donald R. Cooper,
Op.Cit, hlm. 318-341..
[9] Ibid.
[10] Suliyanto,
2006, Metode Riset Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta, hlm.147.
[11] Supardi, Op.Cit,
hlm. 157.
[12] Jogiyanto,Op.
Cit, hlm.132.
Billiards telah menyedot perhatian banyak orang belum lama ini. Game ini terbilang unik dan seru untuk dimainkan. Game keren ini dapat dimainkan melalui mobile dan PC.
BalasHapusBerikut Tips Main Agar Menang Terus
▶ Menghindari pukulan dari arah tengah
▶ Bidik dua bola
▶ Menggunakan kekuatan yang pas
▶ Berlatih
Promo Bonus menarik dari BOLAVITA :
> BONUS NEW MEMBER 10%
> BONUS SETIAP HARI 5%
> BONUS REFERRAL 10%
> BONUS ROLLINGAN 0.5%
KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR BOLAVITA
Transaksi bisa dilakukan melalui :
=> PULSA ( XL & TELKOMSEL )
=> E-wallet (OVO, LINK AJA, GO-PAY, JENIUS dan DANA)
=> Bank (BCA, BRI, BNI, MANDIRI, CIMB NIAGA dan DANAMON)
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
✔ INSTAGRAM : @bola.vita
✔ FACEBOOK : @bolavita.ofc