Minggu, 05 Juni 2016

PENGUKURAN DAN DESAIN INSTRUMEN DALAM SURVEI



PENGUKURAN DAN DESAIN INSTRUMEN DALAM SURVEI
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Ekonomi
Dosen Pengampu : Ratna Yulia, S.E, M.M
 
Disusun oleh :
1.      Septi Winda Astutik   (1420220013)
2.      Purwati                        (1420220014)
3.      Umi Julianti                 (1420220015)
4.      Muhammad Sadam     (1420220016)
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah dengan tema Pengukuran dan Desain Instrumen dalam Survei  ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Ekonomi. Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini serta dapat mendukung proses pembelajaran.


Kudus,  24 Maret 2016

Penyusun




DAFTAR ISI


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

      Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Setelah masalah penelitian telah dirumuskan dan desain penelitian telah dipilih untuk memecahkan masalah, tugas peneliti selanjutnya adalah memilih teknik pengukuran dan mendesain instrumen penelitian. Teknik pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. Desain instrumen dapat didefinisikan sebagai penyusunan instrumen pengumpulan data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian.
      Alat atau instrumen pengumpulan data akan membahas masalah pokok yaitu berkaitan dengan proses penentuan data lapangan dan pengukurannya. Untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah dan hipotesis diperlukan alat atau instrumen yang mampu menghasilkan data yang dapat dipertanggungjawabkan baik sisi validitas maupun reliabilitasnya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang di maksud dengan pengukuran?
2.      Apa saja komponen dalam pengukuran?
3.      Apa yang dimaksud dengan skala pengukuran?
4.      Apa saja macam-macam skala dan metode penskalaan?
5.      Bagaimana cara menyusun instrumen?
6.      Bagaimana proses pengembangan instrumen?
7.      Bagaimana konstruksi pertanyaan yang baik?
8.      Apa yang dimaksud dengan validitas dan reliabilitas instrumen?
9.      Apa yang harus diperhatikan dalam mendesain instrumen?

BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengukuran

1.      Definisi Pengukuran

            Pengukuran adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek. Dari definisi ini terlihat bahwa yang diukur adalah properti dari suatu obyek. Obyek merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Obyek dapat berupa perusahaan, manusia, karyawan dan lainnya. Properti adalah karakteristik dari obyek. Properti dapat berupa properti fisik, poperti psikologi dan properti sosial. Properti fisik misalnya jika obyeknya adalah manusia, maka properti fisiknya adalah tinggi badan, warna rambut, umur dan lainnya. Jika obyeknya adalah perusahaan, maka properti fisiknya adalah ukuran perusahaan, lokasinya, dan lainnya. Properti psikologis misalnya adalah sikap manusia, kepintaran, motivasi, dan lainnya. Properti sosial misalnya adalah status sosial, persepsi masyarakat dan lainnya.[1]

2.      Komponen pengukuran

Komponen pengukuran yaitu : [2]
a.       Kejadian empiris
b.      Penggunaan angka
c.       Sejumlah aturan pemetaan

3.      Skala Pengukuran

            Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.[3]
Ada empat macam tipe skala yaitu:[4]
a.       Nominal, yaitu bernilai klasifikasi. Misalnya : laki-laki, perempuan, untuk gender.
b.      Ordinal, yaitu bernilai klasifikasi dan order (ada urutannya). Misalnya: penilaian (kurang, baik, sangat baik).
c.       Interval, yaitu bernilai klasifikasi, order (ada urutannya), dan berjarak (perbedaan dua nilai berarti). Misalnya Skala Likert 1 sampai dengan 5, dengan jarak 1 sampai dengan 2 mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai dengan 3 dan seterusnya.
d.      Rasio, yaitu bernilai klasifikasi, order, distance (berjarak) dan mempunyai nilai awal (origin). Misalnya unit waktu sebesar 20 menit yang mempunyai nilai awal 0. Rasio dalam hal ini tidak harus dalam pembagian.
Terdapat dua macam metode penskalaan, yaitu :[5]
a.       Skala Rating.
      Skala rating (rating scale) digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu variabel. Beberapa skala rating yang sering digunakan adalah:
1)      Skala dikotomi (dichotomous scale)
            Skala ini memberikan nilai dikotomi misalnya nilai Ya atau Tidak. Tipe data yang digunakan adalah nominal.
Contoh :
Apakah anda mempunyai kartu kredit?          Ya       Tidak
2)      Skala kategori (category scale)
            Skala ini memberikan nilai beberapa item untuk dipilih. Tipe data yang digunakan untuk skala ini adalah tipe nominal.
Contoh :
Pilih industri dari perusahaan :
-          Pabrikan
-          Jasa
-          Gas dan Minyak
-          Keuangan
-          Lainnya
3)      Skala Likert (Likert Scale)
            Skala ini digunakan untuk mengukur respons subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Dengan menggunakan skala likert, apakah anda setuju dengan pendapat ini.
                                                      Sangat
                                                      Tidak   Tidak   Tidak               Sangat
                                                      Setuju  Setuju  Tahu    Setuju  Setuju
Kuliah di S2 menarik                1          2          3          4          5
Dosen memberikan wawasan    1          2          3          4          5
Dosen mengarahkan riset          1          2          3          4          5
4)      Skala perbedaan semantik (semantic differential scale)
            Skala ini menggunakan dua buah nilai ekstrim dan subyek diminta untuk menentukan responsnya di antara dua nilai tersebut di ruang yang disediakan yang disebut dengan ruang semantik. Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Contoh :
Setuju  _          _          _          _          _ Tidak Setuju
Pintar   _          _          _          _          _ Naif
Besar   _          _          _          _          _ Kecil
5)      Skala Numerik (numeric scale)
            Skala ini sama dengan skala perbedaan semantik hanya mengganti ruang semantik yang disediakan dengan angaka-angka numerik (misalnya 1 sampai dengan 5 untuk 5 poin skala Likert atau 1 sampai dengan 7 untuk 7 poin skala Likert). Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Contoh :
Setuju  1          2          3          4          5          6          7 Tidak Setuju
6)      Skala penjumlahan tetap atau konstan (fixed or constant sum scale)
            Subyek diminta untuk mendistribusikan nilai responsnya ke dalam beberapa item yang sudah disediakan dengan jumlah yang tetap. Tipe data yang digunakan adalah tipe rasio.
Contoh :
Di dalam memilih pendidikan S2, tentukan besarnya nilai alokasi yang anda berikan dengan total nilai 100 poin.
Fasilitas Komputer                  _
Fasilitas Basis Data                 _
Kenyamanan Kuliah               _
Gelar dosen tetap                    _
Materi kuliah                           _
Total                                        100
7)      Skala staple (staple scale)
            Skala ini dimaksudkan tidak hanya mengukur intensitas respons dari subyek tetapi juga arah responsnya. Karena nilai nol tidak disebutkan dengan eksplisit, maka tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Contoh :
Tunjukkan bagaimana anda menilai dosen yang mengajar di kelas dengan melingkari nilai jawabannya.
+3                                            +3                                +3
+2                                            +2                                +2
+1                                            +1                                +1
Serius                                      Menarik                       Pintar
-1                                             -1                                 -1
-2                                             -2                                 -2
-3                                             -3                               -3          
8)      Skala grafik (graphic rating scale)
            Skala ini menggunakan grafik skala dan subyek member tanda pada tempat di grafik untuk responsnya. Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
Contoh :
Bagaimana anda secara umum menilai dosen di mata kuliah ini?
Sangat mengecewakan
Memuaskan
5
10
Cukup baik
1
 







b.      Skala Rangking
      Skala rangking membandingkan dua atau lebih obyeek untuk memilih obyek yang lebih baik. Beberapa skala rangking adalah:
a.       Skala perbandingan-berpasangan (paired-comparison scale)
            Skala perbandingan berpasangan digunakan untuk memilih satu dari obyek secara berpasanngan. Jumlah pasangan yang ada adalah sebanyak (nx(n-1)/2) dengan n adalah jumlah obyek. Misalnya jumlah obyek adalah 3. Maka jumlah pasangan perbandingannya adalah (3x(3-1)/2) = 3. Tipe data yang digunakan adalah ordinal.
Contoh :
Di antara kandidat pasangan presiden dan wakil presiden, mana yang anda pilih menjadi presiden perusahaan saudara :
-Ali                              -Ali                  -Ali
-Basuki                        -Centil             -Didik

-Basuki                        -Basuki            -Centil
-Centil                         -Didik              -Didik
b.     Skala rangking dipaksakan (forced ranking scale)
      Skala ini mengurutkan langsung relative satu terhadap lainnya. Tipe data yang digunakan adalah ordinal.
Contoh:
Diantara kandidat presiden, mana yang anda pilih menjadi presiden perusahaan saudara (beri nilai rangking 1 sampai dengan 4) :
-Ateng
-Basuki
-Centil
-Didik
c.       Skala komparatif (comparative scale)
      Skala ini membandingkan dengan standar atau benchmark yang lainnya. Tipe data yang digunakan adalah ordinal.
Contoh :
Dibandingkan dengan kinerja manajer periode kemarin, kinerja manajer sekarang :
Inferior                  Hampir sama               Superior
            1          2                 3               4              5

B.     Desain Instrumen dalam Survei

1.      Cara Menyusun Instrumen Penelitian

            Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan instrumen penelitian.  Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian.[6]
            Proses penentuan instrumen pengumpulan data dapat diuraikan bahwa disain penelitian awal yang merupakan arah atau hulu penelitian yang berupa rumusan masalah penelitian, hipotesis penelitian dan tujuan penelitian diterjemahkan dalam bentuk variabel-variabel penelitian. Dari variabel-variabel penelitian tersebut kemudian peneliti membuat definisi operasional untuk menggambarkan ukuran-ukuran variabel secara garis besar. Dengan pemahaman tentang definisi operasional variabel penelitian, dapat disusunlah sub variabel atau dapat pula disebut faktor-faktor pengukur variabel penelitian. Untuk masing-masing faktor pengukur variabel penelitian dapat disusun pertanyaan-pertanyaan dan atau pernyataan-pernyataan yang diharapkan dapat terjawab oleh subyek (responden) penelitian. Dari pertanyaan dan atau pernyataan tersebut peneliti dapat menentukan alat atau instrumen pengumpulan data.[7]
            Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen maka perlu digunakan matrik pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrument.
            Sebagai contoh variabel penelitiannya tingkat kekayaan. Indikator kekayaan misalnya : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya 1) berapa jumlah rumah, 2) dimana letak rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya.

2.      Proses Pengembangan Instrumen

            Para peneliti seringkali ingin membuat pertanyaan sesegera mungkin. Mereka mengabaikan persiapan pendahuluan yang akan mensukseskan survei. Berikut ini proses pengembangan instrumen :[8]
a.       Hirarki pertanyaan
      Pergerakan proses dari tujuan atau masalah manajemen umum menjadi pertanyaan-pertanyaan pengukuran yang spesifik melewati empat tahap pertanyaan penting :
1)      Pertanyaan manajemen, yaitu masalah-masalah yang ingin dijawab para manajer.
2)      Pertanyaan-pertanyaan penelitian, yaitu penerjemahan penelitian berdasarkan fakta yang harus dijawab peneliti untuk memberi andil pada solusi pertanyaan manajemen.
3)      Pertanyaan-pertanyaan investigative, yaitu pertanyaan-pertanyaan spesifik yang harus diajukan peneliti untuk memberikan rincian dan cakupan yang memadai terhadap pertanyaan penelitian. Dalam tahap ini, akan ada banyak pertanyaan bila peneliti bergerak dari umum ke khusus.
4)      Pertanyaan-pertanyaan pengukuran, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab responden bila para peneliti berupaya mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
b.      Strategi survei
Beberapa hal yang harus diperhatikan ialah :
1)      Mode komunikasi
            Survei dapat dilakukan dengan wawancara pribadi, telepon, surat atau kombinasi dari ketiganya. Keputusan penggunaan metode yang digunakan akan mempengaruhi desain instrumen. Dalam wawancara pribadi, adalah mungkin untuk menggunakan grafik dan sarana-sarana pertanyaan lain dengan lebih mudah daripada melalui telepon atau surat.
2)      Struktur proses
            Kuesioner dan skedul wawancara dapat bervariasi, dari yang memiliki banyak struktur sampai yang tidak berstruktur sama sekali. Skedul wawancara adalah kuesioner yang digunakan dalam wawancara. Pertanyaan berstruktur memberikan kepada responden seperangkat pilihan yang tetap, sering disebut pertanyaan tertutup. Pertanyaan tidak berstruktur  tidak memiliki seperangkat tanggapan yang terbatas tetapi hanya memberikan kerangka referensi untuk jawaban-jawaban responden. Pertanyaan seperti ini dikenal sebagai pertanyaan terbuka.
3)      Penyembunyian tujuan
            Pertimbangan lain dalam desain instrumen survei adalah apakah tujuan dari studi sebaiknya disembunyikan. Beberapa bentuk penyembunyian ini seringkali muncul di dalam pertanyaan survei, khususnya untuk menutupi sponsor studi. Pertanyaan tersembunyi di desain untuk menyembunyikan tujuan yang sesungguhnya.
c.       Desain skedul
      Prosedur yang dilalui dalam mengembangkan survei bervariasi dari kasus ke kasus, tetapi pendekatan yang berguna terdiri dari empat langkah utama, yaitu Penentuan kebutuhan informasi, Keputusan proses mengumpulkan data, Pengkonsepan instrumen dan Pengujian instrumen.

3.      Konstruksi Pertanyaan

            Mengkonsep pertanyaan di mulai setelah memutuskan informasi apa yang dibutuhkan dan proses pengumpulan yang akan digunakan. Dalam mengembangkan instrumen survei, ada empat wilayah keputusan yang utama yaitu :[9]
a.       Isi Pertanyaan
-          Apakah sebaiknya pertanyaan ini ditanyakan?
-          Apakah pertanyaan itu dari bidang dan cakupan yang tepat?
-          Dapatkah responden menjawab dengan tepat?
-          Apakah responden akan menjawab dengan suka hati?
-          Motivasi
-          Mendesain-ulang
-          Pendekatan-pendekatan lain
b.      Kalimat pertanyaan
-          Apakah pertanyaan itu dinyatakan dalam bentuk kosa kata yang umum?
-          Apakah pertanyaan itu jelas?
-          Apakah ada asumsi-asumsi yang belum disebutkan atau keliru?
-          Apakah ada penyusunan kata yang bias?
-          Apakah ada derajat personalisasi yang tepat?
-          Apakah alternatif-alternatif yang tepat diajukan?
c.       Struktur tanggapan
-          Determinan situasional
-          Pertanyaan dikotomis
-          Pertanyaan pilihan ganda
d.      Tahapan pertanyaan
      Desain pertanyaan survei dipengaruhi oleh kebutuhan untuk menghubungkan setiap pertanyaan di dalam instrumen. Merangkai pertanyaan adalah sangat penting. Prinsip dasar untuk memandu keputusan-keputusan rangkaian adalah sifat dan kebutuhan responden harus mencerminkan rangkaian pertanyaan dan organisasi skedul. Sebuah pedoman bisa disarankan untuk menerapkan prinsip ini :
1)      Proses pertanyaan harus dengan cepat membangkitkan minat dan memotivasi responden untuk berpartisipasi dalam wawancara.
2)      Responden sebaiknya tidak cepat-cepat dihujani dengan permintaan informasi yang dapat dianggap bersifat pribadi atau yang mengancam ego.
3)      Proses pengajuan pertanyaan sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang mudah dan bergerak ke yang lebih kompleks dan dari hal-hal yang umum ke yang lebih khusus.
4)      Perubahan-perubahan di dalam kerangka referensi sebaiknys di perkecil dan dapat ditunjukkan dengan jelas.

4.      Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a.      Validitas

      Validitas adalah tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur apa yang seharusnya di ukur. Demikian juga kuesioner dikatakan valid apabila instrumen tersebut benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variabel yang diteliti. Instrumen yang disusun untuk mengukur prestasi kerja karyawan harus benar-benar dapat mengukur variabel prestasi kerja karyawan.
      Validitas instrumen harus mengandung dua hal, faktor ketepatan dan faktor kecermatan. Mungkin terjadi suatu alat ukur tepat untuk mengukur besaran variabel, tetapi kurang cermat dalam melakukan pengukuran tertentu. Alat ukur tersebut dapat dikatakan tidak valid. Misalnya, kita akan mengukur berat emas dengan menggunakan timbangan badan. Mungkin alat tersebut benar untuk mengukur variabel berat, tetapi tidak cukup cermat untuk mengukur berat emas yang sangat kecil sehingga alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid.[10]
Jenis –jenis Validitas:[11]
1)      Validitas isi. Validitas ini mempersoalkan apakah isi dari suatu instrumen cukup representatif atau tidak.
2)      Validitas berkaitan dengan kriteria, adalah validitas yang dilihat dengan membandingkan suatu variabel yang dipercaya dapat digunakan untuk mengukur suatu atribut tertentu.
3)      Validitas Konstrak, validitas konstrak bukan saja  mengadakan validasi terhadap alat ukur tetapi juga mengadakan validasi terhadap teori dibelakang alat ukur tersebut.

b.      Reliabilitas

      Reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun hasil pengukuran itu. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurnya. Suatu pengukur dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Supaya dapat dipercaya, maka hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten.[12]
      Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas mengukur tingginya reliabilitas suatu alat ukur. Beberapa pendekatan digunakan untuk menghitung nilai koefisien reliabilitas. Pendekatan-pendekatan ini adalah:
1)      Tes-tes ulang (test-retest), yaitu dilakukan dengan melakukan dua kali tes berurutan pada kelompok subyek yang sama dengan alat ukur atau instrumen yang sama.
2)      Bentuk Paralel (paralel-form), yaitu dilakukan dengan melakukan dua tes bersamaan pada dua kelompok subyek yang berbeda dengan instrumen yang sama. Skor-skor dari kelompok subyek pertama dibandingkan dengan skor-skor dari kelompok subyek kedua.
3)      Separo-dipecah (split-half), yaitu dilakukan dengan melakukan sebuah tes pada satu kelompok subyek dan membagi item-item di tes menjadi dua separoan. Pemecahan item-item menjadi dua separoan dapat dilakukan secara acak atau secara atas-bawah atau secara ganjil-genap. Skor-skor dari separo pertama dibandingkan dengan skor-skor dari separo kedua. Analisis korelasi juga digunakan untuk membandingkan dua kelompok skor tersebut. 

5.      Desain Instrumen

Dua hal utama yang harus di perhatikan dalam  desain instrumen :
a.       Urutan skala dan layaout.
1)      Koesioner sebaiknya di mulai dengan pertanyaan yang menarik.
2)      Tulislah  petunjuk mengisi dengan  jelas dan mudah di baca.
3)      Informasi yang bersifat sensitive (misal: penghasilan) dan kjlasifikasi (umur, jenis kelamin, ukuran rumah tangga dan lain-lain).
4)      Susunlah tata letak (layaout) koesioner sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dan mengikuti alir proses wawancara.
b.      Pratest (uji coba sebelum penelitian  yang sebenarnya dilakukan) dan perbaikan. Pratest biasanya sering kali dapat mengidentifikasi  masalah-maalah dalam penyusunan kata-kata, format koesioner, dan lain-lain yang amat berpengaruh terhadap validitas penemuan dari penelitian tersebut.













BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Pengukuran adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek. Komponen dalam pengukuran yaitu kejadian empiris, penggunaan angka dan sejumlah aturan pemetaan. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga menghasilkan data kuantitatif. Ada empat tipe skala yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. Terdapat dua macam metode penskalaan yaitu metode rating dan metode rangking.
      Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
      Proses pengembangan instrument meliputi hirarki pertanyaan, strategi survei, dan desain skedul. Dalam konstruksi pertanyaan yang harus diperhatikan adalah isi pertanyaan, kalimat pertanyaan, struktur tanggapan, dan tahapan pertanyaan. Validitas adalah tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur apa yang seharusnya di ukur sedangkan reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun hasil pengukuran itu. Hal yang harus diperhatikan dalam desain instrument adalah urutan skala dan layaout dan pratest (uji coba sebelum penelitian  yang sebenarnya dilakukan) dan perbaikan.

B.     Saran

      Mengetahui dan mempelajari pengukuran dan desain instrumen sangat diperlukan bagi mahasiswa maupun orang yang ingin melakukan penelitian. Untuk itu disarankan untuk mempelajarinya sehingga mempermudah dalam melakukan penelitian.

CONTOH KASUS

Judul penelitian : Gaya dan Situasi Kepemimpinan serta Pengaruhnya terhadap Iklim Kerja Organisasi.
Masing-masing instrumennya adalah :
1.      Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
2.      Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
3.      Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR GAYA KEPEMIMPINAN, SITUASI KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KERJA ORGANISASI
Variabel penelitian
Indikator
No.item instrumen
ket
1
2
3
4
I.Gaya Kepemimpinan
1. Kepemimpinan direktif
2. Kepemimpinan supportive
3. Kepemimpinan Partisipatif
1,4,7,10,13,16
2,5,8,11,14,17
3,6,9,12,15,18

II. Situasi Kepemimpinan
1. Hubungan pemimpin dengan anggota
2. Tugas-tugas
3. Power position
1,2,3,4,5,6

7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17,18

III. Iklim
1. Otonomi dan fleksibilitas
2. Menaruh kepercayaan dan terbuka
3. Simpatik dan memberi dukungan
4. Jujur dan menghargai
5. Kejelasan tujuan
6. Pekerjaan yang resiko
7. Pertumbuhan kepribadian
1,2
3,4

5,6

7,8
9,10
11,12
13,14


1. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan gaya kepemimpinan manajer dari suatu perusahaan. Sumber datanya adalah bawahan dari pimpinan yang dinilai.
 


Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Sdr.
1.      Apakah pemimpin Anda menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d. Selalu
2.      Apakah pimpinan Anda menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat pegawai?
a. Selalu                 b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
3.      Apakah pemimpin Anda mengajak anggota kelompok bersama-sama merumuskan tujuan?
a. Selalu                 b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
4.      Apakah pimpinan Anda memberitahukan kepada para pegawai tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pkerjaan?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d. Selalu
5.      Apakah pemimpin Anda berupaya mengembangkan sifat bersahabat?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d. Selalu
6.      Apakah pemimpin Anda bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menyusun tugasnya masing-masing?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
7.      Apakah pemimpin Anda menetapkan hubungan yang jelas tentang garis-garis untuk komando?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
8.      Apakah pemimpin Anda memberi kesempatan kepada para pegawai untuk menyampaikan perasaan dan perhatiannya?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d.Selalu
9.      Apakah pemimpin Anda menggunakan partisipasi dari anggota kelompok untuk melancarkan komunikasi antar pegawai?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
10.  Apakah pemimpin Anda melakukan instruksi yang jelas kepada para pegawai?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
11.  Apakah pemimpin Anda memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada anggota kelompok pegawai?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d.Selalu
12.  Apakah pemimpin Anda lebih memperhatikan kerja kelompok dari pada kompetisi individual?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
13.  Apakah pemimpin Anda mengatakan kepada para pegawai bagaimana caranya mendapatkan hadiah?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d. Selalu
14.  Apakah pemimpin Anda memberi hadiah kepada para pegawai agar mereka selalu bersemangat kerja?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
15.  Apakah pemimpin Anda memberi kesempatan kepada para pegaawai untuk mendiskusikan masalah-masalah dengan pemimpin?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d. Selalu
16.  Apakah pemimpin Anda menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol para pegawai?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
17.  Apakah pimpinan Anda menekankan hubungan antar pribadi kepada para pegawai?
a. Selalu     b. Sering          c. Jarang sekali            d. Tidak pernah
18.  Apakah pemimpin Anda memberikan perhatian pada kelompok yang tidak sukses dalam kerja?
a. Tidak pernah     b. Jarang sekali            c. Sering          d. Selalu

DAFTAR PUSTAKA


Donald R.Cooper. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta :Erlangga.
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suliyanto, 2006, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta : Andi Offset.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta :UII Press.



[1] Jogiyanto, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, hlm.61.
[2] Donald R.Cooper, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Erlangga, Jakarta, hlm.151.
[3] Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, hlm.84.
[4] Jogiyanto, Op.Cit, hlm.64-70.
[5] Ibid.
[6] Sugiyono, Op.Cit, hlm.97.
[7] Supardi, 2005, Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis, UII Press, Yogyakarta, hlm. 142.
[8] Donald R. Cooper, Op.Cit, hlm. 318-341..
[9] Ibid.
[10] Suliyanto, 2006, Metode Riset Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta, hlm.147.
[11] Supardi, Op.Cit, hlm. 157.
[12] Jogiyanto,Op. Cit,  hlm.132.

1 komentar:

  1. Billiards telah menyedot perhatian banyak orang belum lama ini. Game ini terbilang unik dan seru untuk dimainkan. Game keren ini dapat dimainkan melalui mobile dan PC.

    Berikut Tips Main Agar Menang Terus

    ▶ Menghindari pukulan dari arah tengah
    ▶ Bidik dua bola
    ▶ Menggunakan kekuatan yang pas
    ▶ Berlatih

    Promo Bonus menarik dari BOLAVITA :
    > BONUS NEW MEMBER 10%
    > BONUS SETIAP HARI 5%
    > BONUS REFERRAL 10%
    > BONUS ROLLINGAN 0.5%

    KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR BOLAVITA

    Transaksi bisa dilakukan melalui :
    => PULSA ( XL & TELKOMSEL )
    => E-wallet (OVO, LINK AJA, GO-PAY, JENIUS dan DANA)
    => Bank (BCA, BRI, BNI, MANDIRI, CIMB NIAGA dan DANAMON)

    Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
    ✔ WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
    ✔ INSTAGRAM : @bola.vita
    ✔ FACEBOOK : @bolavita.ofc

    BalasHapus